• Review Film Sing 2 2021

    #MovieQuotes - SING 2 yang Teatrikal Abis!

    Di awal tahun 2022, bermodalkan promoan GoPay dengan cashback 50% beli tiket nonton di Cinepolis, saya memutuskan untuk pergi menonton Sing 2. Keburu masa berlaku promonya habis ya kan? 

    Saya adalah penggemar film animasi, entah karena denial dengan usia yang semakin bertambah atau karena serial animasi mengangkat permasalahan yang sederhana sehingga tidak perlu menguras pikiran ekstra, bagi saya film animasi selalu memiliki nilai plus tersendiri.

    Sing 2 sendiri merupakan kelanjutan dari Sing 1, iya dong pastinya. Kalau kamu pernah menonton versi yang pertama, maka sangat hafal karakter dan bakat para pemainnya nya dalam film ini. Di Sing 1, cerita dalam filmnya berkisah tentang ambisi Buster Moon (si Bapak Koala) untuk memiliki sebuah teater megah seperti kebanggaan ayahnya. Di film pertama ini lebih diceritakan pengenalan karakter, pengembangan karakter dari yang tidak percaya diri sampai akhirnya memberanikan diri untuk perform, dan diakhiri dengan keberhasilan pak Moon mendirikan teater terbesar dan teramai di kotanya. 

    Tidak jauh berbeda dengan di film sebelumnya, Sing 2 masih membahas tentang ambisi Om Moon, tapi kali ini ambisinya bukan ecek-ecek, ia berkeinginan untuk membawa teaternya Go Internisiinil. Oke, sudah cukup dengan opening ceritanya. Mari kita breakdown satu per satu.

    #Positive sides

    Salah satu hal positif dalam film Sing 2 yang menarik perhatian adalah semakin variatifnya lagu-lagu yang dipilih sebagai soundtrack dan juga iringan lagu untuk para pemainnya. Tidak jarang juga ada beberapa unpopular song yang berhasil didongkrak dalam film ini seperti lagunya U2- Your Song Saved My Life dan Scarlett Johansson - I Still Haven't Found What I'm Looking For. Berkat lagu-lagu yang mendukung, sepanjang nonton kita pasti tidak sadar akan ikut menyanyi, apalagi saat part Johny (yang diperankan oleh Taron Egerton) menyanyikan lagu-lagu yang hype banget seperti Shawn Mendes- There's Nothing Hold in Me Back yang membuat saya terngiang-ngiang sampai keluar studio.

    Kelebihan lainnya yaitu jalan cerita yang sederhana dengan konflik yah, bisa dibilang cukup sederhana sih. Untuk saya yang menontonnya dengan ekspektasi healing sesaat setelah hectic dengan pekerjaan hari itu, lumayan terhibur. Kualitas animasinya bagus, kualitas studio Illumination yang bisa kita lihat dari proyek-proyer sebelumnya dalam animasi Minions series.

    #Negative sides

    Sedikit spoiler tentang ending ya, di akhir cerita akhirnya tim teatrikal si Om Moon ini memaksakan untuk menggelar pertunjukan secara 'ilegal' di perusahaan nya Crystal (tokoh antagonis). Yap, pentas spektakuler yang membuat kita terperanga itu dilakukan secara ilegal meskipun mendapatkan apresiasi yang sangat tinggi dari penonton disana. Yang lebih membangongkan, di akhir film, sekretaris Crystal justru memenjarakan Crystal untuk kejahatan yang membuat saya bertanya-tanya. Itu perusahaan milik Crystal, dana dari Crystal, Gedung milik Crystal, ketika kamu menggelar pertunjukkan tanpa izin si pemilik, kenapa justru pemiliknya yang dipidanakanπŸ˜‚

    Mungkin, bagi bocah-bocah yang belum terlalu paham konfliknya akan beranggapan bahwa dimana-mana penjahat pasti akan ditangkap polisi dan masuk penjara. Tapi, ya kalau dipikir-pikir agak ganjal sih, saya mah kalau jadi Crystal meskipun jahat juga akan pakai logika, 

    "Loh salah saya dimana, wajar dong marah kalau ada yang menggunakan fasilitas milik saya secara ilegal" πŸ˜‚

    Kelemahan lainnya, ambisi Om Moon ini kadang ada baiknya perlu diredam sih, setidaknya dia perlu paham kondisi tim teaternya itu sejauh apa biar tidak terlalu memaksakan keinginannya pribadi.

    #Score

    πŸ’—πŸ’—πŸ’—πŸ’— (89% recommended)

    Oke, karena ini konten #MovieQuotes, jadi mari kita kutip salah satu percakapan dalam film,

    " Do not let fears stop you from doing the thing you love" - Om Moon






0 komentar:

Posting Komentar